Anemia Pada Ibu Hamil: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
Anemia pada ibu hamil adalah masalah kesehatan yang cukup umum terjadi. Menurut data Kementerian Kesehatan RI tahun 2019, prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia mencapai 48,9%. Angka ini menunjukkan bahwa anemia pada ibu hamil merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius dan perlu mendapat perhatian.
Anemia pada ibu hamil tidak hanya berdampak pada kesehatan ibu, tetapi juga pada kesehatan dan perkembangan janin. Anemia pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi kehamilan, seperti persalinan prematur, bayi lahir dengan berat badan rendah, bayi lahir dengan cacat bawaan, bahkan kematian ibu atau bayi.
Untuk itu kita akan membahas terlebih dahulu apa penyebab anemia pada ibu hamil ini. Agar kita bisa mengerti dan berusaha menghindarinya.
Penyebab Anemia pada Ibu Hamil
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan anemia pada ibu hamil, antara lain:
- Kekurangan zat besi.
Zat besi adalah mineral yang penting untuk pembentukan hemoglobin. Kebutuhan zat besi pada ibu hamil meningkat seiring dengan pertumbuhan janin dan plasenta. Jika asupan zat besi dari makanan tidak mencukupi, maka tubuh akan mengalami defisiensi zat besi, yang merupakan penyebab paling umum dari anemia pada ibu hamil. Salah satu solusi pencegahannya dengan menambah suplemen yang bagus seperti Nutrilite Iron Folic Plus - Kekurangan asam folat.
Asam folat adalah vitamin B yang berperan dalam pembentukan DNA dan sel darah merah. Kebutuhan asam folat pada ibu hamil juga meningkat seiring dengan perkembangan janin. Jika asupan asam folat dari makanan tidak mencukupi, maka tubuh akan mengalami defisiensi asam folat, yang dapat menyebabkan anemia pada ibu hamil. Salah satu solusi pencegahannya dengan menambah suplemen yang bagus seperti Nutrilite Iron Folic Plus yang mengandung zat besi dan asam folat dari bahan alami. - Kekurangan vitamin B12.
Vitamin B12 adalah vitamin yang berperan dalam pembentukan sel darah merah dan DNA. Kebutuhan vitamin B12 pada ibu hamil juga meningkat seiring dengan perkembangan janin. Jika asupan vitamin B12 dari makanan tidak mencukupi, maka tubuh akan mengalami defisiensi vitamin B12, yang dapat menyebabkan anemia pada ibu hamil. Solusinya dengan menambah vitamin B komplek, Nutrilite Vitamin B Complex Double Layer yang mengandung 8 Vitamin B Complex disertai Spirulina. Dirancang dengan teknologi double layer, pelepasan diperlambat hingga 8 jam untuk penyerapan Vitamin B Complex. - Perdarahan.
Perdarahan dapat menyebabkan kehilangan darah yang banyak, sehingga menyebabkan anemia pada ibu hamil. Perdarahan dapat terjadi selama kehamilan (perdarahan antepartum) atau setelah persalinan (perdarahan postpartum).
Perdarahan antepartum dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti plasenta previa, solusio plasenta, abortus, atau trauma. Perdarahan postpartum dapat disebabkan oleh atonia uteri, retensio plasenta, robekan jalan lahir, atau koagulopati. - Infeksi.
Infeksi dapat menyebabkan peradangan yang mengganggu produksi sel darah merah oleh sumsum tulang. Infeksi juga dapat menyebabkan kerusakan sel darah merah, sehingga menyebabkan anemia pada ibu hamil. Infeksi yang dapat menyebabkan anemia pada ibu hamil antara lain infeksi cacing, tuberkulosis, HIV, malaria, atau penyakit lain.
Gejala Anemia pada Ibu Hamil
Gejala anemia pada ibu hamil dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan dan penyebabnya. Gejala anemia pada ibu hamil yang umum terjadi antara lain:
- Kelelahan, lemas, atau lesu yang berlebihan
- Pusing, sakit kepala, atau penglihatan kabur
- Sesak napas, jantung berdebar, atau nyeri dada
- Kulit, bibir, kuku, atau gusi yang pucat
- Kaki atau tangan yang dingin atau kesemutan
- Sulit berkonsentrasi, mudah lupa, atau bingung
- Nafsu makan menurun, mual, atau muntah
- Rambut rontok, kuku rapuh, atau kulit kering
Jika ibu hamil mengalami gejala-gejala di atas, segera konsultasikan dengan dokter spesialis kandungan anda atau setidaknya bidan anda untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat. Jangan mengabaikan gejala anemia pada ibu hamil, karena dapat membahayakan kesehatan ibu hamil dan janin.
Cara Mengatasi Anemia pada Ibu Hamil
Cara mengatasi anemia pada ibu hamil tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Beberapa cara mengatasi anemia pada ibu hamil yang umum dilakukan antara lain:
- Mengonsumsi suplemen zat besi, asam folat, atau vitamin B12 sesuai anjuran dokter. Suplemen ini dapat membantu meningkatkan kadar hemoglobin dan mencegah defisiensi nutrisi yang menyebabkan anemia pada ibu hamil. Suplemen ini biasanya diberikan sejak awal kehamilan hingga beberapa minggu setelah melahirkan. Salah satu suplemen yang bagus menurut saya adalah Nutrilite Iron Folic Plus
- Makanan yang kaya asam folat antara lain sayuran hijau, buah-buahan, kacang-kacangan, dan sereal yang diperkaya asam folat. Makanan yang kaya vitamin B12 antara lain daging, ikan, telur, susu, dan produk susu.
Anda dapat meningkatkan penyerapan zat besi dari makanan dengan mengonsumsi makanan yang kaya vitamin C, seperti jeruk, tomat, atau paprika. Solusi lainnya dengan menambah vitamin B komplek, Nutrilite Vitamin B Complex Double Layer yang mengandung 8 Vitamin B Complex disertai Spirulina -
Melakukan transfusi darah.
Transfusi darah adalah prosedur medis yang dilakukan untuk memberikan darah atau komponennya kepada seseorang yang kehilangan darah atau mengalami anemia. Transfusi darah biasanya dilakukan jika anemia pada ibu hamil sangat berat atau mengancam jiwa, seperti akibat perdarahan atau infeksi.
Masalah transfusi ini sepenuhnya dilakukan paramedis jadi tidak saya jelaskan lebih jauh, ini hanya sekedar pengetahuan. -
Mengobati penyebab anemia.
Mengobati penyebab anemia pada ibu hamil adalah langkah penting untuk mengatasi anemia pada ibu hamil.
FAQ tentang Anemia pada Ibu Hamil
Berikut adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan tentang anemia pada ibu hamil, beserta jawabannya:
Apa saja faktor risiko anemia pada ibu hamil?
Beberapa faktor risiko anemia pada ibu hamil antara lain:
-
- Kehamilan ganda (hamil kembar, triplet, atau lebih)
- Kehamilan berjarak dekat (kurang dari 2 tahun sejak kehamilan sebelumnya)
- Muntah berlebihan akibat morning sickness
- Diet yang tidak seimbang atau tidak memenuhi kebutuhan nutrisi
- Merokok, minum alkohol, atau menggunakan obat-obatan terlarang
- Riwayat anemia sebelum hamil atau pada kehamilan sebelumnya
- Riwayat penyakit kronis, seperti penyakit ginjal, hati, atau autoimun
- Riwayat infeksi, seperti cacing, tuberkulosis, HIV, atau malaria
- Bagaimana cara mencegah anemia pada ibu hamil?
Bagaimana cara mengetahui apakah ibu hamil mengalami anemia?
Cara mengetahui apakah ibu hamil mengalami anemia adalah dengan melakukan tes darah. Tes darah dapat mengukur kadar hemoglobin, hematokrit, dan indeks eritrosit dalam darah. Hemoglobin adalah zat yang mengandung zat besi dan mengangkut oksigen dalam darah. Hematokrit adalah persentase volume sel darah merah dalam darah. Indeks eritrosit adalah ukuran rata-rata sel darah merah dalam darah.
Kriteria diagnosis anemia pada ibu hamil berbeda-beda tergantung pada trimester kehamilan. Menurut WHO, kriteria diagnosis anemia pada ibu hamil adalah sebagai berikut:
-
- Trimester pertama: kadar hemoglobin kurang dari 11 g/dL atau hematokrit kurang dari 33%
- Trimester kedua: kadar hemoglobin kurang dari 10,5 g/dL atau hematokrit kurang dari 32%
- Trimester ketiga: kadar hemoglobin kurang dari 11 g/dL atau hematokrit kurang dari 33%
Jika hasil tes darah menunjukkan bahwa ibu hamil mengalami anemia, maka dokter akan melakukan tes tambahan untuk mengetahui penyebab anemia. Tes tambahan dapat meliputi tes zat besi, asam folat, vitamin B12, cacing, tuberkulosis, HIV, malaria, atau penyakit lain.
Apa yang harus dilakukan jika ibu hamil mengalami anemia?
Jika ibu hamil mengalami anemia, maka ibu hamil harus segera mendapatkan pengobatan yang tepat. Pengobatan anemia pada ibu hamil tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Pengobatan anemia pada ibu hamil dapat meliputi:
-
- Mengonsumsi suplemen zat besi, asam folat, atau vitamin B12 sesuai anjuran dokter
- Mengonsumsi makanan yang kaya zat besi, asam folat, atau vitamin B12 secara teratur
- Melakukan transfusi darah jika anemia sangat berat atau mengancam jiwa
- Mengobati penyebab anemia, seperti infeksi, perdarahan, atau penyakit lain
Selain itu, ibu hamil yang mengalami anemia juga harus menjaga kesehatan diri dan janin dengan cara:
-
- Beristirahat yang cukup dan menghindari aktivitas yang berat atau melelahkan
- Minum air yang cukup dan menghindari dehidrasi
- Menghindari stres dan mencari dukungan emosional dari keluarga atau teman
- Melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin dan mengikuti saran dokter
Apa dampak anemia pada ibu hamil terhadap kesehatan dan perkembangan janin?
Anemia pada ibu hamil dapat berdampak negatif terhadap kesehatan dan perkembangan janin. Beberapa dampak anemia pada ibu hamil terhadap janin antara lain:
-
- Gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin, seperti bayi lahir dengan berat badan rendah, bayi lahir dengan cacat bawaan, atau bayi lahir dengan keterlambatan perkembangan
- Gangguan fungsi organ janin, seperti jantung, paru-paru, otak, atau ginjal
- Gangguan sistem kekebalan tubuh janin, sehingga rentan terhadap infeksi atau penyakit
- Kematian janin dalam kandungan, lahir mati, atau kematian neonatal (kematian bayi dalam 28 hari pertama setelah lahir)
Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk mencegah dan mengatasi anemia pada ibu hamil dengan cara yang telah dijelaskan sebelumnya. Dengan demikian, ibu hamil dapat melahirkan bayi yang sehat dan berkualitas.
Categories: Kehamilan