Anemia pada Ibu Hamil: Kapan Harus Khawatir dan Bagaimana Menanganinya

Anemia adalah kondisi di mana tubuh kekurangan sel darah merah yang berfungsi mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Anemia pada ibu hamil merupakan masalah yang cukup sering terjadi dan perlu mendapatkan perhatian khusus. Pasalnya, anemia dapat berpengaruh negatif terhadap kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya.

Apa efek jika ibu hamil menderita anemia?

Anemia pada ibu hamil yang tidak ditangani dengan benar dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi yang berbahaya, seperti:

  • Persalinan prematur, yaitu persalinan yang terjadi sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu. Bayi yang lahir prematur ini memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan kesehatan dan perkembangan.
  • Berat badan lahir rendah (BBLR), yaitu bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2,5 kg. Bayi dengan BBLR juga rentan mengalami masalah kesehatan dan tumbuh kembang.
  • Kematian janin dalam kandungan atau kematian bayi saat lahir atau setelah lahir.
  • Depresi pasca persalinan, yaitu kondisi di mana ibu mengalami perasaan sedih, cemas, bersalah, atau putus asa setelah melahirkan. 
  • Perdarahan pasca persalinan, yaitu kehilangan darah yang berlebihan setelah melahirkan. Perdarahan pasca persalinan dapat menyebabkan syok, gagal ginjal, atau kematian ibu.
  • Infeksi, yaitu kondisi di mana tubuh diserang oleh mikroorganisme yang menyebabkan peradangan dan gejala lainnya. Infeksi dapat terjadi pada luka bekas operasi caesar, rahim, saluran kemih, atau payudara.

Anemia pada ibu hamil

Kapan ibu hamil dikatakan anemia?

Menurut World Health Organization (WHO), ibu hamil dikatakan anemia jika kadar hemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 11 g/dL. Sedangkan menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC), ibu hamil dikatakan anemia jika kadar Hb-nya kurang dari 11 g/dL pada trimester pertama dan ketiga, atau kurang dari 10,5 g/dL pada trimester kedua.

Untuk mengetahui kadar Hb dalam darah, ibu hamil perlu melakukan pemeriksaan darah rutin yang biasanya dilakukan setiap trimester. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan kadar Hb yang rendah, dokter akan memberikan diagnosis dan penanganan yang sesuai.

Apa saja yang menyebabkan anemia pada ibu hamil?

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan anemia pada ibu hamil, antara lain:

  • Kekurangan zat besi, yaitu mineral yang penting untuk pembentukan Hb.

Kebutuhan zat besi pada ibu hamil meningkat seiring dengan pertumbuhan janin dan plasenta. Jika asupan zat besi dari makanan tidak mencukupi, tubuh akan mengalami defisiensi zat besi yang menyebabkan anemia. Anemia defisiensi zat besi merupakan jenis anemia yang paling umum terjadi pada ibu hamil.

  • Kekurangan asam folat, yaitu vitamin B yang juga berperan dalam pembentukan Hb.

Asam folat juga penting untuk perkembangan otak dan sumsum tulang belakang janin. Jika ibu hamil kekurangan asam folat, ia dapat mengalami anemia defisiensi folat yang dapat meningkatkan risiko cacat lahir pada janin.

  • Kekurangan vitamin B12, yaitu vitamin B yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah yang sehat.

Kekurangan vitamin B12 dapat disebabkan oleh pola makan yang tidak seimbang, gangguan penyerapan, atau penyakit autoimun. Anemia defisiensi vitamin B12 dapat menyebabkan kerusakan saraf pada ibu dan janin.

  • Perdarahan, yaitu kehilangan darah yang berlebihan akibat luka, trauma, atau komplikasi kehamilan.

Perdarahan dapat menyebabkan anemia akut yang dapat mengancam jiwa ibu dan janin. Perdarahan dapat terjadi selama kehamilan (perdarahan antepartum) atau setelah melahirkan (perdarahan postpartum).

  • Penyakit kronis, yaitu penyakit yang berlangsung lama dan sulit disembuhkan, seperti diabetes, hipertensi, ginjal, hati, atau jantung.

Penyakit kronis dapat mengganggu produksi atau fungsi sel darah merah, sehingga menyebabkan anemia. Anemia akibat penyakit kronis biasanya bersifat ringan hingga sedang, tetapi dapat memburuk jika tidak ditangani.

Bagaimana cara mengatasi anemia pada ibu hamil?

Cara mengatasi anemia pada ibu hamil tergantung pada penyebab, jenis, dan tingkat keparahannya. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah:

  • Mengonsumsi suplemen zat besi, asam folat, atau vitamin B12 sesuai dengan resep dokter. Suplemen ini dapat membantu meningkatkan kadar Hb dalam darah dan mencegah kekurangan nutrisi yang menyebabkan anemia. Suplemen ini biasanya diminum setiap hari selama kehamilan hingga beberapa minggu setelah melahirkan.
  • Mengonsumsi makanan yang kaya zat besi, asam folat, dan vitamin B12 seperti daging merah, hati, telur, ikan, kacang-kacangan, sayuran hijau, buah-buahan, dan sereal yang diperkaya. Makanan ini dapat membantu memenuhi kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan tubuh untuk membentuk sel darah merah yang sehat.
  • Mengonsumsi makanan yang kaya vitamin C, seperti jeruk, stroberi, kiwi, tomat, dan paprika. Vitamin C dapat membantu meningkatkan penyerapan zat besi dari makanan atau suplemen. Sebaiknya, konsumsi makanan yang kaya vitamin C bersamaan dengan makanan atau suplemen yang kaya zat besi.
  • Menghindari makanan atau minuman yang dapat menghambat penyerapan zat besi, seperti susu, keju, yogurt, teh, kopi, dan cokelat. Makanan atau minuman ini mengandung kalsium, tanin, atau kafein yang dapat mengikat zat besi dan mengurangi penyerapannya. Sebaiknya, jangan konsumsi makanan atau minuman ini bersamaan dengan makanan atau suplemen yang kaya zat besi, atau tunggu setidaknya satu jam sebelum atau sesudahnya.
  • Melakukan transfusi darah, yaitu prosedur medis yang bertujuan untuk mengganti darah yang hilang akibat perdarahan atau anemia berat. Transfusi darah dapat membantu meningkatkan kadar Hb dalam darah dan mengatasi gejala anemia yang mengancam jiwa. Transfusi darah biasanya dilakukan di rumah sakit dengan pengawasan dokter.

5 FAQ lainnya tentang artikel ibu hamil dengan anemia, beserta jawabannya.

T: Bagaimana cara mencegah anemia pada ibu hamil?

J: Cara mencegah anemia pada ibu hamil adalah dengan melakukan hal-hal berikut:

  • Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin sejak awal kehamilan hingga nifas.
  • Mengonsumsi suplemen zat besi, asam folat, atau vitamin B12 sesuai dengan anjuran dokter.
  • Mengonsumsi makanan yang sehat, bergizi, dan beragam. 
  • Menghindari makanan atau minuman yang dapat mengganggu penyerapan zat besi, seperti susu, keju, yogurt, teh, kopi, dan cokelat.
  • Menghindari kebiasaan buruk yang dapat menyebabkan anemia, seperti merokok, minum alkohol, atau mengonsumsi obat-obatan terlarang.

T: Apa yang harus dilakukan jika mengalami gejala anemia pada ibu hamil?

J: Jika mengalami gejala anemia pada ibu hamil, seperti tubuh lemah, lelah, pucat, sesak napas, jantung berdebar, atau sulit berkonsentrasi, segera konsultasikan dengan dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium untuk menentukan penyebab, jenis, dan tingkat keparahan anemia. Dokter juga akan memberikan penanganan yang sesuai, seperti pemberian suplemen, transfusi darah, atau pengobatan penyakit penyebab anemia.

T: Apakah anemia pada ibu hamil dapat sembuh?

J: Anemia pada ibu hamil dapat sembuh jika ditangani dengan tepat dan segera. Penanganan anemia pada ibu hamil bertujuan untuk meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah, mengatasi penyebab anemia, dan mencegah komplikasi yang dapat membahayakan ibu dan janin. Penanganan anemia pada ibu hamil juga harus disertai dengan perbaikan pola hidup dan pola makan yang sehat dan bergizi.

T: Apakah anemia pada ibu hamil dapat kambuh?

J: Anemia pada ibu hamil dapat kambuh jika faktor risiko atau penyebab anemia tidak diatasi dengan baik. Misalnya, jika ibu hamil tidak mengonsumsi suplemen zat besi, asam folat, atau vitamin B12 secara teratur, tidak mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi, mengalami perdarahan, atau menderita penyakit kronis. Oleh karena itu, ibu hamil harus selalu menjaga kesehatan dan keseimbangan nutrisi selama kehamilan.

T: Apakah anemia pada ibu hamil dapat dicegah?

J: Anemia pada ibu hamil dapat dicegah dengan melakukan hal-hal yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, mengonsumsi suplemen zat besi, asam folat, atau vitamin B12 sesuai dengan anjuran dokter, mengonsumsi makanan yang sehat, bergizi, dan beragam, menghindari makanan atau minuman yang dapat mengganggu penyerapan zat besi, dan menghindari kebiasaan buruk yang dapat menyebabkan anemia. Selain itu, ibu hamil juga harus menghindari stres, istirahat yang cukup, dan berolahraga secara teratur.

Demikian informasi yang dapat kami sampaikan tentang ibu hamil dengan anemia. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan Anda tentang masalah kesehatan yang sering dialami oleh ibu hamil. Jika Anda mengalami gejala anemia atau memiliki pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan Anda. Ingatlah bahwa kesehatan ibu hamil sangat penting untuk kesehatan dan keselamatan janin yang dikandungnya. Oleh karena itu, jagalah kesehatan dan keseimbangan nutrisi Anda selama kehamilan dengan mengikuti saran-saran yang telah kami berikan. Terima kasih telah membaca artikel kami dan sampai jumpa di artikel selanjutnya.

 

Tags:, , ,

Categories: Kehamilan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *